Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

It's Istanbul Baby!

Hello, Balik lagi bersama saya, di tanggal 20.12.2017 ini mau sharing perjalanan tugas saya ke Istanbul, Turki tepat sebulan yang lalu. Sejujurnya, saya ngga nyangka kalo saya dapat tugas mendampingi delegasi Asian Parliamentary Assembly - 10th Plenary Session. Saya kira tahun ini sudah selesai diberikan tugas dinas ke luar, tapi suatu sore saya dipanggil ke ruangan Ketua BKSAP dan Ibu Kepala Biro menyatakan bahwa saya akan menemani Ketua BKSAP dan rombongan delegasi ke sidang tersebut. Perjalanan dari Jakarta ke Istanbul dilakukan dengan direct flight selama 11 jam lebih. Perjalanan udara terpanjang yang pernah saya lakukan dalam satu kali penerbangan. Sejujurnya, lelah sekali melakukan perjalanan udara yang sangat panjang dalam sekali waktu. Apalagi duduk di bangku ekonomi yang agak terbatas pergerakannya, hehe. Alhamdulillah, kami mendarat dengan selamat di Attaturk International Airport, Istanbul. Hari pertama kami sampai, belum ada jadwal sidang, sehingga kegiatannya adalah

Resolusi 2018

Salam! It's been months since I touched this blog again. Few months back, many things happened. I went to Bhutan! (hell yeah! that Shangri-la country :D), I also happened to experience my feet in Borneo or Kalimantan, in Banjarbaru, Banjarmasin and Martapura to be exact, and I went to Istanbul and had a cruise on Bosphorus Strait :D The last, I went back to Singapore for a short 10k disappointing international marathon run haha. 2017 was full of ups and downs. The downside, I got rejected by the Ministry that I want to work in. The result says that I was not meeting their health requirement, because they take care of BMI and cholesterol level, that much! HAHA! Thus, my resolution in 2018 is just one: to be healthy with normal BMI index, normal cholesterol level, normal blood pressure, normal diabetic level, etc. It hurts me very much when I knew that I failed the test because of medical reason (despite kemungkinan mereka curang juga ada sih). I previously had been rejecte

A Very First Half Marathon

One of my resolution this year is to run for 21.1K! and on 27 August 2017, I did it! I accomplished 21.2k race in 04:07 hrs. Alhamdulillahirabbilalamin. It is a long journey. I remembered when I was joining BRI Run, my fellow IM Runners planned to go for Bali Marathon 2017. I was also asked by them to join. My plan was to join the half marathon race at JakMar 2017, however I decided to sign up for Bali Marathon just earlier this year. I thought it will be nice to go to Bali after 4 years I haven't been there again. The drama of the registration was popped up because a lot of people want to join but there were only limited slot. Luckily, with the help of Esil and mba Siska, I managed to secure a slot and get discount rate form Maybank credit card, thanks to Esil's friend also! I started to train my self earlier this year. I created a Half Marathon training plan in my Nike Run apps. I also plan to join a running club for training but because of one thing and another I dec

Yang (Tidak) Kita Bicarakan

Hari ini cuaca mendung, saya sengaja memutar playlist lagu-lagu yang mellow. Currently, I am listening to "Sabda Rindu" by Tio Pakusadewo. This song was listened by me first when I watched "Surat dari Praha" with my bestfriend. So, this is the story. Last year, on April, my best friend bumped into me to introduce with another friend of her. I am first reluctant and said that, hmm, just go lah and let's see next. She tried to connect me with her friend and suddenly I was added a "friend request" by her friend in Faceboook. Time goes by, I am connected with her friend. Even, we chatted regularly since I asked a favor to him. The chat growth time to time. I felt an intimate connection, between us. Ah, I didn't want to be GR or feel high, but the gestures showed that there were something more between us. Lalu di bulan Januari, instagram saya di-add, haha. Kami bercakap-cakap tentang keadaan terbaru di Amerika Serikat pasca naiknya Trump, bula

Poligami dan Nenek

Kemarin ketika dalam perjalanan pulang dari makan siang dengan keluarga besar dari pihak nenek, saya baru menyadari satu hal. Nenek adalah sosok yang istimewa. Ia mengalami pernikahan poligami. Ia juga merupakan anak yang lahir dari pernikahan poligami. Ia juga mempunyai anak laki-laki yang menjalankan pernikahan poligami. Poligami, sebuah kata yang menakutkan banyak perempuan, menjadi candaan dan niat banyak laki-laki. Poligami adalah memiliki istri lebih dari satu. Tidak semua orang sanggup hidup di-poligami, karena pernikahan ideal hanya terjadi antara satu laki-laki dan satu perempuan. Poligami membutuhkan keadilan, kesabaran dan jiwa yang besar. Hal ini juga menyangkut keturunan dan harta warisan di masa depan. Jujur, saya merasa nenek saya adalah perempuan tangguh dan hebat. Alih-alih ia minta cerai dari suaminya yang menikah lagi, ia tetap membersamai sampai ajal kakek saya tiba. Ia juga berbesar hati menerima keputusan anak laki-lakinya yang ternyata memiliih untuk menika

Dua Hal yang (kebanyakan orang, hampir selalu) Salah Mengira dari Seorang Avina Nadhila

1. Rumah Saat ini saya berdomisili di Bintaro, JAKARTA SELATAN ! Iya, hampir setiap orang yang saya temui kalo tahu rumah saya di Bintaro, mereka akan mengira itu di Tangerang (selatan). Well, Bintaro sebenernya terbagi dua, ada yang masih masuk ke daerah administratif Kota Jakarta Selatan. Sebagian besar lainnya masuk ke wilayah Tangerang Selatan, Banten. Kemarin pas pilkada DKI saya memiliki hak pilih karena domisili KTP saya di Jakarta Selatan, wkwk. Jadi, harap dicatat, saya adalah warga sah DKI Jakarta yang berdomisili di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan. 2. Kampus Saya menyelesaikan pendidikan S2 di sebuah kampus di Singapura, yakni S. Rajaratnam School of International Studies, NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY (NTU) . Banyak teman saya (dan bahkan dosen saya) yang selalu ketuker antara NTU dan NUS. Haha. Saya sering banget dapet pengakuan sebagai alumni NUS, LKYSPP . Padahal itu, dua sekolah yang berbeda dengan jurusan yang berbeda,

Suatu Cerita

Hari ini saya memulai hari dengan cukup excited. Khayalan dan angan yang saya tumbuhkan di sela kegiatan di kamar mandi membuat asuhan endorphin ke otak lebih banyak. Khayalan apa? ya apalagi kalau bukan imajinasi tentang pasangan hidup dan pernikahan, haha. Sejatinya yang namanya khayalan hanyalah sesaat, realita ya belum tentu demikian. Saya kembali ke kenyataan, hari ini senior saya yang terkenal "galak" kembali ke kantor. Mengingat hal tersebut, tubuh saya menjadi berkurang gairah. Saya mencoba mengalihkan ketakutan saya lewat doa yang saya tunjukkan kepadaNya. Saya percaya, segala sesuatu akan menjadi mudah dilalui dengan perlindunganNya. Kembali menuju peraduan setelah menunaikan ibadah sholat subuh  saya bangun dalam keadaan masih  bugar. Sarapan sesaat lalu mandi tiba-tiba tubuh kembali lemas, pusing-pusing. Ini pasti ada yang salah. Saya cek tekanan darah saya rendah, 106/54. Seketika saya tidak ingin masuk ke kantor hari itu. Namun ada janji bertemu dengan Kak H

Apa yang Saya Lihat di Dhaka?

Pada tanggal 1 - 5 April 2017 yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Dhaka, ibukota negara Bangladesh dalam rangka mendampingi anggota BKSAP DPR mengikuti sidang Inter-parliamentary Union (IPU) ke-136. Selama kurang lebih 5 hari, 5 malam berada di kota tersebut saya menemukan banyak hal. Suasana kota yang dihuni oleh lebih dari 30 juta jiwa pada saat siang hari ini mengingatkan kita kepada suasana kota Jakarta di era 80an. Well, saya belum lahir sih tahun itu haha, tapi kebayang lah gimana ruwet dan rumitnya kehidupan di sana. Banyak hal yang saya lihat di Dhaka. Pertama kali mendarat di bandara internasional Hazharat Shahjalal, saya disuguhkan dengan penyambutan untaian bunga yang hangat bagi para anggota delegasi. Kami dibawa untuk menunggu di ruang VIP, agak lama, sekitar hampir satu jam sampai bagasi kami keluar semua. Keluar dari Bandara, tengah pagi buta, kami dikawal oleh rombongan voorijder polisi melewati kompleks tentara yang jauhhhhh sekali jalannya. Ternyata memang j

Belajar dari Tokyo Tower

Sebelum tahun 2012, salah satu ikon yang terkenal dari kota Tokyo di Jepang adalah Tokyo Tower. Menara dengan tinggi 333 meter ini pernah menjadi menara tertinggi di Jepang dan salah satu menara tertinggi di dunia setelah menara Eiffel. Konstruksi bangunan yang mirip dengan menara Eiffel ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan pergi ke Tokyo. Tak heran, banyak film Jepang yang mempunyai latar cerita di Tokyo Tower. Salah tiga film Jepang yang mengangkat kisah Tokyo Tower adalah anime "One Piece", "Detective Conan" dan film "Masaya-kun". Untuk film terakhir saya sendiri belum pernah menyaksikannya, hanya mendengar cerita dari Jaka kalau film ini bagus. Namun, saat ini, tahun 2017, Tokyo Tower bukan lagi menjadi ikon terhits di kota tersebut. Ketenarannya kalah dengan Tokyo Skytree, menara setinggi 634 meter yang selesai dibangun pada tahun 2012.  Alasan pembangunan menara yang diklaim tertinggi di dunia ini adalah karena ketinggian Tokyo Tower

Jiwa-jiwa yang Kuat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Halo, apa kabar? Hari ini hari kedua di bulan kedua di tahun 2017. Yes, 2017! Baru posting satu tulisan ini ya, haha. Ke mana aja gw? Awal tahun, alhamdulillah, dapat kesempatan pergi umroh "nemenin nenek". Perjalanan satu minggu dari akhir bulan Desember 2016 berakhir tanggal 6 Januari 2017. Banyak doa yang dipanjatkan, termasuk soal jodoh, hehe. Tanggal 170117, tanggal cantik buat jadian, ndilalah, Bapak jatuh sakit. Tekanan darah tinggi hingga beliau terserang stroke . Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya, syok tapi bagaimanapun juga harus dijalani. Pada saat ini saya merasa bahwa Allah masih sangat menyayangi kami sekeluarga. Alhamdulillah setelah 2 minggu dirawat di rumah sakit, Bapak boleh pulang ke rumah, rawat jalan. Hari ini, kami harus masih beradaptasi dengan keadaan Bapak yang sudah terkena stroke. Bapak yang biasa mengantar jemput kami dan beraktivitas di rumah, pergi ke masjid, dan lain sebagainya, t