Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Makanan Indonesia di Singapura (2)

Dua hari ini gw randomly  pergi ke Orchard sore-sore sekalian sholat Maghrib di daerah sana. Secara anak kos yang ga bisa masak dan bebas memanfaatkan waktu di akhir pekan tanpa adanya pacar, gw pergi melangalang buana ke jalanan paling hip di Singapura. Tujuan hari pertama sebetulnya pengen ke Food for Thought di Singapore Botanic Garden yang masuk dari arah Tanglin Gate (deket Orchard Road). Tapi, gw punya justifikasi lain untuk beli baterai bb yang rusak ke Far East Plaza. Jadilah, habis sesorean nge-draft presentasi/paper buat hari Selasa tentang Aung San Suu Kyi (doakan aku ya kawan!), gw pergi ke Orchard. Sampe sana, udah maghrib, gw sholat dulu di RP (Royal Plaza Hotel), yang nyediain surau untuk umum. Letak hotel ini persis di depan Far East Plaza. Dari Orchard MRT tinggal nyebrang via underpass Wheelock Place ke arah Shaw Center. Keluar Shaw Center jalan terus ke arah Scotts Road dan ga jauh udah sampe di lobby depan RP Hotel (yang sekarang depannya masih under renovation).

tentang hubungan

dikutip dari tulisan salah seorang teman saya, Danfer (dari blog nya) Ini bukan hanya tentang aku, begitupun bukan hanya tentang dirimu. Ini tentang kita. Ya, setiap kita yang sedang bertumbuh, menuju penyempurnaan agamanya. Satu per satu rekan-rekan, kerabat, senior, adik kelas, kenalan menyampaikan kabar gembiranya silih berganti dan berbagi kebahagiaan melalui undangan pernikahannya di tahun ini. Membaca tulisan ini, beberapa kita mungkin menganggapnya galau. Galau kini seolah menjadi terminologi untuk segala pembicaraan terkait konsepsi hubungan, miris. Beberapa lainnya mungkin antusias, seolah mewakili gejolak yang ada di dalam hatinya. Selebihnya, mungkin tak peduli. Menjadi hal yang wajar, di rentang usia sepertiku, konsepsi terkait hubungan terutama dalam konteks pernikahan sedang ramai dibicarakan. Tulisan ini hadir bukan untuk membangun kegelisahan yang merisaukan, namun mencoba menjadi salah satu sarana kecil membangun persiapan dan sedikit refleksi untuk ku, kamu, dan

"Anti-Kemapanan" = To See the Real Me

Assalamu'alaikum wr.wb., Halo semuanya! Apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan dan keberkahan Allah SWT :) Hari ini sebetulnya saya awali dengan ke-galau-an ditambah sedikit bumbu ke-sensitif-an (kayaknya mau dapet sebentar lg :P). Kenapa galau? Hmm, kenapa ya? *mau tau aja :p *kepo banget sih :P (kepo ternyata berasal dari bahasa Melayu, sama kayak Lebay, haha) Ya, galau, habis kuliah mau ke mana? Setelah kemarin sempat diberi harapan yang muluk2 sama seseorang *ceilah. Ternyata, saya harus kembali realistis dan membuat Plan A-Z untuk dunia pasca kampus. Sebetulnya, sebetulnya sebetulnya, saya mau ngapain sih habis S2? Kalo mengikuti "life-plan" atau rencana hidup yang "lurus-lurus aja", habis ini kalo saya ga ngelanjutin S3, kerja di Consulting Company, jadi Researcher atau jadi dosen. Ga menutup kemungkinan juga saya jadi PNS (berharapnya di Kemlu atau Bi sih :p) atau internship di organisasi2 internasional. Hehe. Tapi, eh tapiiii....

Terima kasih @tiknur!

A very special gift from my best friend :)

Do'a

"Rabbi adkhilni mudkhala shidqi, wa akhrijni mukhraja shidqi, warzuqni miladunka sulthanannashira." "Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqnatthiba'ah, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj thinabah." "Rabbi anzilni munzalan mubarakan wa anta khairil munzilin." Tiga doa ini adalah doa yang saya usahakan untuk baca setiap shalat. Ketiga doa ini memiliki arti agar Allah senantiasa menunjukkan jalan kebaikan dan menempatkan kita di tempat2 yang baik serta selalu memudahkan urusan kita. Amin.

Pak Natsir

Setelah membaca buku "Islam, Nationalism and Democracy: A Political Biography of Mohammad Natsir" karya Audrey A. Kahin, saya jadi benar-benar mengidolakan sosok Pak Natsir. Beliau adalah mantan Menteri Komunikasi dan Perdana Menteri di era Soekarno serta salah satu pengurus Partai Masyumi (partai Islam terbesar di Indonesia tahun 1950an). Beliau HEBAT! Seorang intelektual muslim yang memiliki jiwa ke-Indonesia-an yang tinggi. Beliau menjadi sosok yang sangat saya kagumi, sebab beliau betul-betul pemikir dan pejuang sejati. Beliau humble  dan teguh memegang prinsip. Saya sangat mengidolakan beliau sampai2 saya bilang ke teman saya bahwa jika diperkenankan, saya ingin mencari sosok pendamping hidup seperti pak Natsir. Kehidupan Pak Natsir yang direkam oleh Audrey Kahin menggambarkan keteladanan beliau dalam berbagai bidang. Dalam kehidupan sosial politik, beliau sangat disegani. Beliau adalah seorang pejuang yang berani melawan tirani. Beliau juga mampu menjaga prinsip2 hid

Alhamdulillah :)

Tesis akhirnya sudah disubmit. Setelah sempat galau dua minggu sebelum pengumpulan dan memutuskan mengganti pertanyaan permasalahan menjelang deadline, alhamdulillah kelar juga :D Semoga hasilnya memuaskan dan layak untuk dipublikasikan, amin :) cover depan