Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Membumi :)

Hi all, Just a quick note after lunch. Today, I feel so worried about my next week interview in one of government agency. I really want to be in that position. So, I did a substantive research about the topics that are going to be my scope of work. After a while, I just realized that, I don't have to be worry and panic. I know that we have to perform efforts and pray if we want something so bad. But then, after all, it's all God's decision. Something that I called as jodoh . Sebenernya kalo kita berjodoh dengan suatu hal, pada waktunya, insya Allah sesuatu tersebut akan datang kepada kita. Sekarang saya belajar untuk menjadi orang yang lebih membumi. Setelah melewati kenyamanan hidup selama beberapa tahun ke belakang, saatnya saya lebih down to earth . Saya memang senang hidup di alam mimpi. Sekolah di luar negeri dan mengikuti program Indonesia Mengajar adalah mimpi indah yang saya jalani dua tahun ke belakang. Hidup di luar negeri, mendapatkan beasiswa, kesempa

Pathetic Jakarta

Hari ini gw telat. Well, telatnya pake banget . Harusnya masuk jam 08.00, gw malah baru dating ke kantor jam 09.48 (kalo ga salah). Yah, payah banget deh. Gw masih gagal mengatur waktu sedemikian rupa sehingga bisa telat banget. Ada yang salah? Iya, ada. Terlepas dari gw baru berangkat dari rumah jam 06.30 dan ga berusaha mengejar kereta yang pertama gw lihat di stasiun, balik lagi ke rumah dan akhirnya dianterin naik motor sampai ke stasiun Palmerah (yang itu juga udah terlambat banget), ga berusaha naik kereta pertama yang gw lihat di stasiun tersebut dan mau nggak mau akhirnya nunggu kereta berikutnya yang berjarak sekitar 30 menit dari kereta pertama, gw merasa hidup di Jakarta semakin pathetic . Iya, pathetic . Kalo di Microsoft Word, “ pathetic ” itu sinonimnya useless , dismal,weak , etc. Ketika gw menunggu di stasiun Pondok Ranji, tiga kereta lewat begitu aja, padahal gw udah nunggu sekitar 20 menit, karena gw ga bisa masuk ke dalam kereta. Manusia sudah berhimpit me

Mengejar Lelaki

“Takkan lari gunung dikejar” Peribahasa yang cukup akrab di telinga khalayak ini sedikit banyak menggambarkan pemikiran saya tentang topik yang akan saya bahas pada tulisan ini: mengejar lelaki. Saya kira setiap orang memiliki naluri untuk hidup secara berpasangan. Pun dengan mereka yang saat ini mengatakan “tidak ingin menikah terlebih dahulu”, “mau fokus berkarir” atau “mau sekolah dulu”, saya kira tidak ada orang yang “sambil sekolah/bekerja” tidak “mencari”. Yeah, mencari pacar atau calon pasangan untuk hidup bersama, terlepas orientasi seksualnya terhadap lawan jenis atau sesama jenis. Pardon me , tulisan ini memang akan menggunakan bahasa yang mungkin tidak enak dilihat atau dibaca. Jadi, bagi anda yang merasa atau mau hidup “lurus-lurus” saja, silahkan tinggalkan halaman ini dan pergi ke halaman lainnya. Hukum alam berkata, dalam prinsip mencari pasangan hidup, lelaki lah seharusnya pihak yang “mengejar” bukan pihak yang “terkejar”. Perempuan seharusnya menunggu

Home

Hi, how are you guys? Been long time no writing in here ya? Haha. I updated my other blog btw, you can see my posts in: http://indonesiamengajar.org/cerita-pm/avina-widarsa-3 So, I've finished the Indonesia Mengajar program. Such an amazing year I had through in South Halmahera with great friends, community and family. Yeah, I had nothing to regret for. The work that I chose was the best life path of my life so far. Now, I'm back in town. Jakarta. The city that I've ever missed before. I'm back again to my parent's house. The suppose building to be called home . Well, actually is not easy to adapt in Jakarta, live back with your parents and family whom you left for almost 10 years. I have left my home since high school. I went to an Islamic boarding school called MAN Insan Cendekia Serpong in 2005. Since then, I never stayed at home more than 3 months I guess. Yeah, the school actually is close to my parent's house. It's only 15-20 minutes