Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Ketika Allah Memampukan Orang-orang yang Terpanggil

Sudah lebih dari Sembilan bulan saya berada di sini. Teringat pada bulan-bulan awal, betapa saya sangat ingin pulang. Menyesal dengan keputusan yang saya ambil seekstrim ini. Saya ternyata tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya hidup di pelosok dengan fasilitas minim, terbatas dan hidup dengan orang asing. Sempat jatuh sakit dan galau, kecewa, marah, sedih, kangen, semua jadi satu. Tapi seiring berjalannya waktu, semua perasaan itu berubah, menjadi sebuah kesyukuran yang luar biasa atas jalan hidup yang telah saya ambil saat ini. Adalah kak Riska Purnamasari, seorang mahasiswa di Tsukuba University yang kebetulan saya kenala di forum ILP2MI mengetweet “Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu, tetapi memampukan orang-orang yang terpanggil.” Saat itu saya langsung me-retweet dan memfavoritkan tweet tersebut. Pernyataan ini ternyata yang saya sadari terjadi pada diri saya dan teman-teman saya. Setelah Sembilan bulan melewati pahit getir hidup dan belajar di penempatan, manisny...

Sesuatu

Nemu dari blognya Fikri , sebuah kutipan (pertanyaan dan jawaban) yang menurut gw sesuatu banget: What is something you have lost, that you wish you could get back?  terus jawabannya dong: time that I wasted for doing the wrong things. but it doesn't really matter right now. I gained the lesson from it. It made me who I am. " Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian. Melainkan yang beriman dan beramal shaleh..." Gw ngerasa banget (apalagi di awal) hari-hari gw jadi PM kebanyakan diisi hal-hal yang "gak berguna". Semacam kalo di kota, I did nothing. Dulu sih. Mungkin pembelaannya adalah "karena gw masih beradaptasi". Tapi, ga bisa dipungkiri juga jiwa kemalasan ini tumbuh dan berkembang di tempat yang salah. Alhamdulillah, setelah beberapa bulan di Halsel,gw sudah mulai bisa menerima keadaan dan mulai produktif lagi. Semoga selalu produktif dan on time (oh please, yang ini masih harus banyak belajar) di mana pun, kapan pun, dan bersama siapa...

Memenangkan Pertarungan

" History is written by the winner" Alhamdulillah. Sudah 6 bulan lebih gw merantau di tanah Saruma. Banyak pelajaran yang bisa gw petik selama perjalanan ini. Mengikuti program Indonesia Mengajar bukanlah suatu hal yang gw bayangkan 4 tahun yang lalu, ketika gw pertama kali kenal yayasan ini dari Iman Usman yang ngajak buat magang di sini. Perkenalan gw dengan IM bukan baru terjadi begitu saja. Pun dengan orang-orangnya, para pengajar muda dan officernya banyak yang masuk dalam lingkaran pertemanan gw baik di kampus, FIM, maupun PPSDMS. Gw percaya ketika orang-orang baik dipertemukan akan menghasilkan kebaikan-kebaikan yang berlipat ganda. Itulah yang gw rasakan di IM. Gerakan ini penuh dengan orang-orang baik yang keras kepala. Ya, keras kepala. Seringkali banyak pihak yang nyinyir dengan keberadaan gerakan ini. Tapi korps pengajar muda, relawan Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi dan korps Donatur Publik tetap bekerja. Bekerja demi menciptakan dunia pendidikan di Ind...

8 bulan lagi

Hari ini adalah hari terakhir di bulan April 2014. Di Metro TV sedang ada berita tentang virus MERS. Semoga tidak berlarut-larut, amin. Setelah 4 bulan apa yang saya rasakan? Tetap ingin pulang? Pasti Tetap ingin tinggal? Hmm.. Saya seorang pengajar muda. Tugasnya mengajar, ya saya lakukan. Menginspirasi? Tet tot Jujur, lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Mulai dari OSK, OSN, Cerdas Cermat, Latih Tanding Bola. Nol semua. Gw punya target selanjutnya buat latih tanding bola di Torosubang, wisuda kelas 6, dan pesantren ramadhan. Itu aja ya Allah, ga banyak-banyak. Semoga semuanya berjalan lancar dan gw bisa meninggalkan kesan yang baik di SDN Torosubang... Amin...

Bersyukur

Harus belajar lebih ikhlas dan bersyukur untuk menjalani segala sesuatunya. Mau lebih dekat sama Allah, dekat sama anak-anak, masyarakat, dan lain sebagainya. Boleh ga gw non-aktifin pikiran tentang "apa yang dipikirin orang lain tentang gw?"

Guru Gagal

Gw ngerasa akhir-akhir ini jadi guru yang gagal. Kenyataan anak-anak gw gak ada yang lolos semifinal OSK. It matters. Buat gw. Betul-betul evaluasi besar. Cara mengajar gw, hubungan sama anak-anak, interaksi sama masyarakat. Nol besar lah. Resign aja apa?

Jakarta, sebuah rindu yang (harus) tertahankan

Saat saya menulis tulisan ini, saya berada ribuan kilometer jauh dari kota kelahiran saya. 23 tahun lebih 2 hari tepatnya, pukul 22.00 WIB, seorang Avina Nadhila Widarsa dilahirkan di Rumah Sakit Kartika, Rawamangun. Hari ini takdir membawanya ke sebuah tempat bernama Halmahera Selatan, sebuah kabupaten di wilayah Maluku Utara. Sebuah kehormatan baginya berada di tengah masyarakat desa Bajo dan menjadi pengajar muda di SDN Torosubang. 2 bulan pertama, dan hingga saat ini tidak dapat dipungkiri banyak penyesuaian yang harus ia lakukan. Mulai dari penyesuaian iklim, budaya dan bahasa. Begitu juga penyesuaian dengan anak-anak, masyarakat, hingga teman-teman sepenempatan. Semuanya itu sangat berarti, menjadi media pembelajaran dan pendewasaan diri yang dahsyat. Jauh dari keluarga, hidup di tempat terpencil, jauh dari kemewahan dan hingar bingar kota besar seperti Jakarta. Sejak 2012 yang lalu, ia memang sudah meninggalkan Jakarta untuk menempuh pendidikan lanjutan di Singapura. I...

Steps

I was sick three days ago. A combination of bad weather, physically and mentally drained, and depression -why I choose this step? Then, I realized that I need a refreshing. Labuha is the city of hope. The place where I can stay peacefully, meeting my beloved friends, my other family and my comfort zone. In the village, there is a thousand reasons to complain, to fuck my self, to compare things before I came here. I think I need to do one thing:  accepting . why with -ing? because it's a process. Just three days more before my first month in Halmahera Selatan complete. I hope I will enjoy all the time that I spend in here, never complain and compare again, never think about negative things and will be more grateful for His blessings. Alhamdulillahirabbilalamin....

Where will 2014 take you?

I'm HERE! In Halmahera Selatan ... Adventure                    Experience                                       Life-skill upgrading                                                                                            Live in the village, to observe and empower (I hope so!) 2014 will be a LEGEND (wait for it..)  LEGENDARY!

Dari Jakarta ke Tanah Kie Raha (2)

Tidak terasa perjalanan kapal selama kurang lebih 8 jam sudah akan berakhir. Menjelang subuh, kami sampai di Labuha. Di pelabuhan Babang, sudah menunggu mobil dari dinas pendidikan dan mobil pick-up yang membawa barang-barang kami menuju Hotel Palm. Di sanalah semuanya dimulai, di perjalanan dari Babang menuju hotel, saya duduk di depan bersama Sugit, kawan lama saya yang saya kenal di Korea tahun 2011. Sebetulnya, sudah dari sejak di Ternate, tepatnya ketika kami berkunjung ke benteng Bastiong, Leny mulai men ceng-cengin saya dengan Sugit. Saya kira ceng-cengan akan berhenti di sana, ternyata sampai masa transisi berakhir pun rekan-rekan tetap menggoda saya, haha. Anyway, that’s not the point. Setelah istirahat sebentar di hotel, untuk pertama kali saya menjumpai pengajar muda yang akan saya gantikan di SDN Torosubang, Towi. Towi, perawakannya jauh berbeda dengan saya. Tapi, saya sangat kagum dengan Towi, dia sangat membantu saya saat sebelum dan ketika transisi. Sampai saat ...

Dari Jakarta ke Tanah Kie Raha (1)

Sudah hampir tiga minggu saya berada di tanah Kie Raha. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat.  Teringat saat pagi buta di bandara internasional Soekarno-Hatta, ayah dan adik saya mengantarkan keberangkatan saya sampai di depan pintu masuk terminal 1A. Di tengah kepanikan akan terlambat naik pesawat karena mengurus bagasi yang sangat banyak jumlahnya, saya sempatkan bertemu dengan Bening dan Fadlin, dua sahabat saya yang memang berniat mengantarkan saya sampai ke bandara. Pertemuan di depan metal detector dan salam perpisahan (sementara) yang singkat pun mengawali keberangkatan saya ke Ternate. Bersama ketujuh pengajar muda lainnya, kami berangkat menggunakan pesawat Lion Air yang transit di Manado kemudian melanjutkan perjalanan dengan pesawat Wings Air ke Ternate. Sampai di bandara Sultan Baabullah Ternate, kami disambut tiga orang pengajar muda angkatan V, dan tentunya Ibu saya. Ya, Ibu saya memang merencanakan tugas ke Soufifi ibukota Maluku Utara padaminggu itu hanya u...