Tidak terasa perjalanan kapal selama kurang lebih 8 jam
sudah akan berakhir. Menjelang subuh, kami sampai di Labuha. Di pelabuhan Babang,
sudah menunggu mobil dari dinas pendidikan dan mobil pick-up yang membawa barang-barang kami menuju Hotel Palm.
Di sanalah semuanya dimulai, di perjalanan dari Babang
menuju hotel, saya duduk di depan bersama Sugit, kawan lama saya yang saya
kenal di Korea tahun 2011. Sebetulnya, sudah dari sejak di Ternate, tepatnya
ketika kami berkunjung ke benteng Bastiong, Leny mulai menceng-cengin saya dengan Sugit. Saya kira ceng-cengan akan berhenti di sana, ternyata sampai masa transisi
berakhir pun rekan-rekan tetap menggoda saya, haha.
Anyway, that’s not the point. Setelah istirahat sebentar di
hotel, untuk pertama kali saya menjumpai pengajar muda yang akan saya gantikan
di SDN Torosubang, Towi. Towi, perawakannya jauh berbeda dengan saya. Tapi,
saya sangat kagum dengan Towi, dia sangat membantu saya saat sebelum dan ketika
transisi. Sampai saat ini, anak-anak di Torosubang masih suka bercerita tentang
Towi. Saya hanya berharap suatu saat mereka akan bercerita tentang saya
sebagaimana mereka antusias menceritakan tentang Towi kepada saya.
Perjalanan dari hotel menuju basecamp ternyata tidak lama.
Di jalan Samargalila, basecamp Indonesia Mengajar, Halmahera Selatan berada. Di
sanalah untuk pertama kali kami bertemu, formasi PM 5 dan PM 7 Halsel, lengkap!
Masa transisi pun dimulai, perkenalan, pemetaan harapan, pertemuan dengan pak
Kepala Dinas Pendidikan, Isjwan Hasyim, orientasi daerah Labuha, menikmati sore
hari di Suering dan duduk bersama Kepala BPKAD, Ahmad Purbaya dan kembali lagi
ke hotel.
Agenda transisi berlangsung selama 4 hari, presentasi,
pertemuan dengan stakeholder, pengenalan
daerah dan kebiasaan, persiapan dan pelaksanaan acara lepas sambut yang
dirangkai dengan Festival Anak Halmahera Selatan serta deep sharing yang dilakukan secara santai.
Komentar