Langsung ke konten utama

Jakarta, sebuah rindu yang (harus) tertahankan

Saat saya menulis tulisan ini, saya berada ribuan kilometer jauh dari kota kelahiran saya.

23 tahun lebih 2 hari tepatnya, pukul 22.00 WIB, seorang Avina Nadhila Widarsa dilahirkan di Rumah Sakit Kartika, Rawamangun.
Hari ini takdir membawanya ke sebuah tempat bernama Halmahera Selatan, sebuah kabupaten di wilayah Maluku Utara.
Sebuah kehormatan baginya berada di tengah masyarakat desa Bajo dan menjadi pengajar muda di SDN Torosubang.
2 bulan pertama, dan hingga saat ini tidak dapat dipungkiri banyak penyesuaian yang harus ia lakukan. Mulai dari penyesuaian iklim, budaya dan bahasa.
Begitu juga penyesuaian dengan anak-anak, masyarakat, hingga teman-teman sepenempatan.

Semuanya itu sangat berarti, menjadi media pembelajaran dan pendewasaan diri yang dahsyat. Jauh dari keluarga, hidup di tempat terpencil, jauh dari kemewahan dan hingar bingar kota besar seperti Jakarta.

Sejak 2012 yang lalu, ia memang sudah meninggalkan Jakarta untuk menempuh pendidikan lanjutan di Singapura. Ia memang pernah menulis di status facebooknya bahwa "selama 1,5 tahun ke depan saya tidak akan berada di ibukota selaka lebih dari sebulan". Dan itu benar, sebuah pernyataan yang menjadi kenyataan.

Jujur saja, ketika berada di Jakarta, ia merasa capek dengan kemacetan, banjir, buruknya transportasi dan lain sebagainya. Maka dari itu ia memilih keluar sejenak dari hingar bingar ibukota untuk belajar melihat Indonesia dari sisi lain, di tempat yang tidak pernah ia jamah sebelumnya.

Dan setelah lebih dari 2 bulan ia berada di Halmahera Selatan. Ia rindu pada ibukota. Ia tidak menyangka, betapa ia akan merindukan sebuah kota yang penuh dengan kemacetan dan sumpah serapah warga yang kesal. Ia rindu pada suasana kenyamanan kota besar, kehidupan mewah dan semarak canda tawa dengan teman-teman sebaya. Ia rindu kesempatan untuk mengenal lebih jauh kota kelahirannya, tempat ari-arinya ditanam.

Dan rindu itu masih harus tertahankan, setidaknya hingga 5 bulan ke depan...


Untuk kota Jakarta yang saya rindukan....
Salam hangat dari Halmahera Selatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point

Selamat 7 Bulan Kemilau :)

 Halo anak sayang, Selamat 7 bulan lahir ke dunia ya.  Semoga Kemilau tumbuh sehat, bahagia, jd anak baik dan sholehah, selalu dilindungi Allah SWT dan terhindar dari segala hal-hal buruk dan keburukan. Kemilau yang baik, semakin pintar ya nak sayang, sekarang sudah kuat mengenggam, bisa tengkurap dan bolak balik sendiri. Sudah mulai makan, walaupun kemarin mulai GTM dan diare huhu. Maafin mama ya nak, kemarin kasih kemi makanan yang ngga fresh. Semoga membaik hari ini dan hari-hari berikutnya ya. Nak sayang, mama denger lagu dari tante Raisa, judulnya "Jangan Cepat Berlalu", persis pas mama dengerin lagu ini, teman kantor Mama, mba Dewi dateng dan pesan ke mama, "nikmati waktu-waktu bersama anak ya Vin, ga kerasa tiba-tiba udah besar, udah sekolah, kuliah dll." Nak, mama sayang banget sama Kemi. Kalau Kemi nanti bisa baca ini, Kemi doain mama ya.  I love you Kemilau 💗 Hm hm Saat engkau dipelukanku Ba gaikan beribu kisah cinta Melebur jadi satu Ajariku tentang cin

Aku Takut

 Tragedi stadion Kanjuruhan malam minggu lalu benar-benar membuat aku shock. Sedih dan marah sekali. Kukira di pagi hari aku melihat running text TVone beritanya ada total 129 penonton yang meninggal dalam waktu satu tahun atau mungkin akumulasi semua total korban tewas selama pertandingan sepak bola di Indonesia diadakan. Ternyata bukan, angka tersebut merupakan angka manusia yang hilang nyawanya dalam satu malam . Innalillahi wa inna ilaihi roji'un Bencana kemanusiaan. bukan tragedi. bisa jadi settingan? Naudzubillahi min dzalik, jikalau ini memang di-setting untuk mengguncangkan tanah air dengan ratusan nyawa melayang dalam semalam. Terlepas apapun motifnya, penembak gas air mata (dan yang memberi perintah) harus dihukum seberat2nya.  Di mana rezim yang melindungi? ratusan korban hilang seketika dalam hitungan jam.  Sementara para petinggi masih bisa haha hihi memikirkan perputaran uang yang terhenti sementara karena bencana itu. Ya Allah, lindungilah kami semua. Kami dan keluar