Langsung ke konten utama

Seksis, itulah pejabat kita...

Baru-baru ini terdengar kabar bahwa salah seorang calon hakim agung, M. Daming Sunusi, melontarkan satu pernyataan seksis ketika sedang menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI. Ketika ditanya salah satu anggita komisis III dari Partai Amanat Nasional mengenai pendapatnya tentang hukuman mati bagi pemerkosa, Daming secara spontan menjawab, "pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati, jadi saya kira hukuman mati harus ditinjau ulang."

Apa yang Anda rasakan ketika mendengar pernyataan tersebut terlontar? Sebagai perempuan, jelas-jelas saya marah dan kesal. Bagaimana mungkin jika judulnya perkosaan, orang yang diperkosa juga ikut menikmati. Jelas-jelas pada kasus perkosaan ada unsur pemaksaan di sana. Tentu saja, yang menjadi korban perkosaan adalah perempuan yang tidak berdaya (walaupun dalam beberapa kasus perkosaan laki-laki juga bisa menjadi korban).

Pernyataan yang dilontarkan Hakim Pengadilan Tinggi Banjarmasin itu menurut saya menunjukkan betapa seksisnya sang calon Hakim Agung. Mengutip pernyataan Eva Sundari, anggota Komisis III DPR RI, Bagaimana mungkin seorang Hakim Agung yang sejak dipikirannya saja tidak adil (terhadap perempuan) dapat memutuskan perkara yang berkaitan dengan perempuan seperti KDRT, perdagangan orang, pelecehan seksual, bahkan tindak pemerkosaan?

Jangan-jangan jika ada kasus pemerkosaan, pelaku yang disidang justru dibebaskan tanpa syarat!

Fenomena pejabat seksis ini lebih lanjut bisa kita saksikan dari tanggapan anggota Komisi III yang tertawa ketika Daming melontarkan pernyataan tersebut. Perilaku yang jelas-jelas tidak etis ditunjukkan oleh mereka yang mengaku sebagai wakil rakyat. Dikutip dari Kompas.com, salah satu anggota Komisi III dari PKS menyebutkan bahwa respon anggota Komisi III tersebut adalah "respon spontan karena mereka sedang tidak sadar, tertawa bukan berarti setuju dengan pernyataan yang diucapkan Daming."

Hello Pak, pernyataan Anda sepertinya lebih layak untuk ditertawakan, bagaimana orang yang tidak setuju jelas-jelas tertawa ketika ucapan bernada merendahkan korban pemerkosaan itu dilontarkan?

Jelas, setelah anjuran Walikota Lhokseumawe yang tidak membolehkan wanita duduk mengangkang pada saat membonceng di motor, kasus bupati Aceng Fikri yang dengan mudahnya kawin-cerai dalam hitungan jam, serta anjuran salah satu Bupati di Jambi agar dilakukan tes keperawanan kepada para murid perempuan di sekolah, kasus Daming Sunusi memperlihatkan kepada kita bahwa para pejabat di Indonesia masih banyak yang bermental seksis. Mereka menganggap perempuan hanya sebagai objek seks, tidak lebih, tidak kurang.

Mau di bawa ke mana Indonesia jika para pejabatnya bermental seksis?

*) Seksis diambil dari kata bahasa Inggris yakni sexist, manurut kamus Miriam Webster, sexist merupakan kata sifat / pro-noun dari sexism yang memiliki definisi prejudice or discrimination based on sex; especially :discrimination against women.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point...

6 day to Graduation Day

Salam.... Hey all, what's up? I've been had a great time since my last post about "skripsi". Apparently, I had to work so hard (and so fast) to revise my thesis. Alhamdulillah, I made it on time with satisfactory result :) whilst it was so "rempong" to make a hardcover and get the signatories... The result itself was not a straight A (it was so close, just 0,44 again to get A score), but than it's okay for me. Alhamdulillah :D Ok, so now I am waiting for my convocation day (graduation ceremonial) which will be held 6 days later. Well, I'm not quite enthusiastic about this graduation day, realizing that it is just a ceremonial phase and I have to do "make up", dressing, high-heels-ing, etc. But, I can't deny that I am so happy, trying my "toga" made me just want to cry, feels like this time just run so quick and now I am not an undergraduate student anymore... Yes, I do believe that graduation is not the end. It ju...

Canberra Day 1 #AvinainAussie

 Hi everyone, It's been ages I did not write here. Alhamdulillah, I got accepted at the ANU for PhD in International Relations at the Coral Bell School, College of Asia and Pacific. So grateful for this, I had my family OSHC covered by Bell School, tuition fee covered by HDR Fee Remit Scholarship and stipend provided by Feminist in International Relations scholarship administered by Bell School. Bismillahirrahmanirrahim for the years ahead. Yesterday, 13 February 2025 was my first day landed in Australia let alone Sydney and Canberra. Sydney international airport was not huge, I have to declare everything that listed as prohibited/dangerous items, in my case it was medicine (and honey). Alhamdulillah for the smooth yet very exhausted journey. I landed in Canberra airport on 11.35 noon and was picked up by Natasha, Kang Andri's daughter. She is super cool, an ANU undergrad studying actuarial (wow!). We went to Kebab shop to take lunch, I bought "small" snack pack which...