Langsung ke konten utama

This is it! Welcome to Singapore :D

Assalamu'alaikum Wr.Wb.,

Halo semuanya, apa kabar? Udah ga sabar ya baca postingan baru saya? hehe *geerdotcom
Alhamdulillahirabbilalamin, tepat seminggu sudah saya berada di Negara Singa a.k.a Singapura untuk melanjutkan studi S2 saya di RSIS NTU :) Too many stories to be written. I am sure that you must be very excited reading my stories in here *lagi2geerdotcom (hahaha)

Yes, this it. Sinjiapo!

Ternyata datang kemari bukan tanpa kegalauan. Setiap hari saya selalu ditemani perasaan "galau" karena beberapa hal. Mulai dari galau mencari housing (tempat tinggal), galau menunggu IPA, galau menunggu hasil tes kesehatan, galau daftar ulang, galau kuliah sampai galau mencari pacar #eh (yang terakhir diskip aja, haha).

Ternyata saudara2, persiapan kuliah S2 itu tidak semudah yang saya bayangkan. Well, dari awal daftarnya pun dipenuhi berbagai kegalauan. Kapan2 akan saya posting mengenai bagaimana tips dan trik mencari beasiswa S2 and how to win the scholarship you want, pasti banyak yang mau baca kan? :)

Ok, balik lagi ke judul tulisan saya kali ini, Selamat Datang di Singapura! Saya akan menceritakan beberapa kejadian penting (dan ga penting) selama saya berada di sini, seminggu ini :)

Iya, dan tulisan ini sempet kepending beberapa kali karena banyak hal yang harus dikerjakan (sok sibuk gitu deh, hahaha)

Saya datang kemari tepat tanggal 2 Juli 2012, menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 828. Awalnya, saya berencana berangkat bersama Emir, rekan seangkatan HI UI 2008 yang juga dapat beasiswa dari RSIS untuk Research Analyst dan Galan, HI UGM 2007 yang juga mendapat beasiswa Bakrie Graduate Fellowship. Sayangnya, karena ada kesalahan dari pihak Garuda dalam issuance tiket (dan karena Emir datang terlambat juga) akhirnya penerbangannya ditunda jadi penerbangan selanjutnya. Saya pun pergi duluan bersama Galan, walaupun kita satu pesawat tapi karena kita telat cek in jadi ga dapat tempat duduk yang berdekatan.

Akhirnya sampailah saya di Singapura sekitar pukul 14.20 waktu setempat. Oiya, sebelumnya saya mau cerita, bahwa untuk mendapatkan izin belajar di Singapura, seseorang harus punya Student Pass, semacam visa untuk mahasiswa dan pelajar yang ingin sekolah di sini. Nah, untuk mengurus student pass, kita harus apply online, tunggu approval dari pihak imigrasi lalu mendapatkan surat In Principle Approval (IPA) yang akan dikirimkan langsung pihak imigrasi ke universitas/politeknik/sekolah tempat kalian akan belajar. Masalahnya, sampai saya berangkat, saya masih juga belum mendapatkan IPA letter dari pihak ICA (imigrasi Singapura) maupun dari NTU. Padahal, Galan dan Emir sudah mendapatkannya beberapa hari sebelum kami berangkat. Galau lah saya soal student pass. Maka dari itu, pada keberangkatan saya ini saya tidak banyak barang yang dibawa, karena saya menganggap ini sebagai lawatan awal sebagai turis B-) #likeaboss. haha. Jadi, ketika Galan sampai di imigrasi Changi menunjukkan IPAnya, saya ngeloyor begitu aja setelah dapat stamp izin social visit selama 30 hari. Kegalauan ini makin menjadi sampai beberapa hari kemudian saya masih belum dapat IPA ----> #kegalauan1

Itu soal IPA, kedua, saya merasakan kegalauan yang amat sangat masalah tempat tinggal. Sampai hari Jumat, sebelum keberangkatan saya hari Senin, saya masih belum mendapatkan pengumuman dari pihak Office of Housing NTU yang mengurusi masalah Graduate Hall (asrama khusus mahasiswa pasca sarjana). Pikir saya, optimis saja pasti dapat Gradate Hall, karena penerima BGF yang tahun lalu dua-duanya dapat di GradHall. Untungnya, saya berkorespondensi dengan pihak administrasi RSIS yang menyarankan saya memesan hotel untuk tempat tinggal sementara. Jadi, saya pesan hostel untuk 4 hari di daerah Lavender, bernama Pillow.Talk Hostel seharga SGD 24/malam. Sementara Emir dan Galan mengandalkan tumpangan dari Yoes, senior di RSIS yang statusnya juga sama seperti Emir, mendapatkan beasiswa Research Analyst untuk kerja part time di Indonesia Program. Ternyata, malam pertama saya sampai di hostel, langsung die-mail dari pihak GradHall bahwa saya tidak dapat GradHall :( jadi deh housing -----> #kegalauan2

Sampai di Changi, saya dan Galan menunggu Emir yang flight dengan penerbangan selanjutnya. Sudah agak lama menunggu dari kedatangan pesawatnya Emir di Changi, kok dia belum keluar2 dari imigrasi? Ternyata, dia dihubungi oleh Yoes yang kebetulan ada di Changi juga baru balik dari KL bersama Verra, research analyst di Indonesia Program yang juga suka berkorespondensi dengan saya dari mulai ikut seleksi untuk beasiswa di RSIS ini. Alhamdulillah, di bandara kami ketemu mereka. Mereka agak shock juga mengetahui Emir dan Galan tidak punya preparation apa2 untuk housing. Mereka awalnya ingin menginap di tempat Yoes, tapi di Singapura ini, kita tidak bisa sembarangan menumpangi orang untuk menginap, karena satu dan lain hal yang akan yang akan saya ceritakan lain kali. Akhirnya, mereka menginap juga di hostel tempat saya menginap. Sepanjang perjalanan, Verra dan Yoes tidak habis bercerita tentang berbagai pengalaman mereka hidup di sini dan bagaimana cara mereka beradaptasi. Nah, dari cerita mereka pulalah timbul kegalauan yang berkelanjutan. Setelah IPA dan Housing, ada lagi kegalauan tentang cek kesehatan (#kegalauan3) yang hasilnya akan sangat menentukan apakah kita bisa studi di sini atau tidak. Selanjutnya, ada kegalauan akademik yang mungkin akan banyak saya bahas di postingan2 berikutnya. Intinya, untuk hari pertama, walaupun sangat capek tapi berjalan cukup menyenangkan, Alhamdulillah :)

Hari kedua, kami pergi ke NTU untuk melakukan registrasi awal di International Student Center dan tes kesehatan yang hasilnya baru bisa diambil dalam waktu 7 hari ke depan. Tes kesehatan ini adalah requirement untuk matrikulasi (daftar ulang) dan mengurus Student Pass. Setelah tes kesehatan, kami kemudian mulai mencari housing di daerah sekitar Jurong West (semacam daerah Margonda kalau di UI). O, ya NTU ini mirip sekali dengan UI, kampus yang hijau dan luas sekali, letaknya terpencil di ujung Singapura (well, Depok dulu terpencil juga sih kata orang2, tempat jin buang anak :p), ga heran kalau teman saya, Agung, yang pernah exchange ke NUS bilang kalau nanti saya cuma bisa gaul sama enci2 dan kokoh2 :D

Jadi, malam itu saya viewing tempat yang memang direkomendasikan oleh kak Dinar, senior saya di BEM UI 2010 dulu yang juga keterima S2 di Wee Kim Wee School of Communication and Information NTU tahun ini. Awalnya, jika tempat yang saya akan kunjungi ini cocok, kami akan tinggal bareng (sharing room). Ditemani Verra, saya berkunjung ke tempat itu. Tempatnya oke, luas, bersih. Sayangnya, saya agak ngeri karena tenant yang lain adalah pasangan suami istri, di mana ownernya juga suka ngerokok dan pelihara kucing. Padahal kak Dinar anti banget sama rokok dan kucing :( Jadi, kalaupun saya ambil tempat itu, saya harus sewa untk sendiri. Sebab harganya yang kemahalan dan takut karena penghuni yang lain adalah suami istri, saya tidak jadi ambil tempat itu. Memang, memilih housing itu seperti memilih jodoh, siapa cocok, dia dapat :D #quotedfromVerra

Jiah, malam kedua saya galau housing. Emir dan Galan pun sama. Jadi, di sini sistem housingnya itu menyewa kamar di salah satu HDB (apartemen subsidi pemerintah). Nah, tiap HDB ini rata2 punya 3 kamar. Ada yang disewakan semuanya, ada juga yang ada ownernya dan disewakan hanya beberapa kamar. Malam itu saya juga sempat liat ke tempat Verra, yang saya sebetulnya naksir banget karena dia tinggal di HDB yang tidak ada ownernya dan tenantnya adalah orang Indonesia (female) semua :D Ditambah pemandangan yang oke dan kamar luas+AC, makin ngiler deh saya. Sayang, Verra juga belum tentu mau pindah karena kemungkinan masih mau stay di Singapura setelah lulus. Jadi, malam itu, saya mencari info sebanyak2nya tentang housing, dengan keyword, room rent, jurong west, female indonesia, saya googling dan masuk ke beberapa situs penyewaan rumah di Singapura. O,ya bagi yang mau cari housing di sekitar NTU, selain website yang disediakan kampus, gabung di milis Indo-Sing juga berguna banget. Selain itu, info juga saya dapat dari searching di Public Folder NTU (namun untuk masuk ke sini harus pake akun NTU). Mulailah saya bergerilya kirim sebanyak mungkin sms ke prospective owner / agent. Ya, karena di sini sesistematis itu, lebih banyak agen yang aktif mencari tenant. Ga enaknya kalau lewat agen, bayar sewa pertamanya jadi lebih mahal, karena ada agent fee, seperti tempat saya viewing pertama kali itu.

Memang, kalau jodoh ga akan ke mana #eh. Besok paginya, saya dapat BBM dari ka Dinar (o, ya BBM saya aktif karena di sini bisa pake SingTel atau StarHub yang menyediakan layanan BlackBerry Prepaid Data Plan :D) bahwa beliau diterima di GradHall. Alhamdulillah, karena sebetulnya ka Dinar sudah punya room rent di dekat MRT Pioneer yang ada shuttle bus langsung ke NTU. Nah, jadi saya minta kontak ownernya langsung untuk dihubungi. Inilah ternyata jawaban dari Allah untuk #kegalauan1 saya. Saya kemudian mengontak Mbak Yenny, yang ternyata masih saudara dengan teman SD dan SMA saya, yang merupakan owner tempat ka Dinar rent room pertama kali. Sore itu langsung, saya ditemani Roswitha pergi ke tempat Mbak Yenny untuk viewing. Alhamdulillah, lihat tempat dan suasananya langsung cocok, feels like home :) Fasilitasnya oke, harganya terjangkau untuk sewa sendiri. Walaupun sudah merasa nyaman, tapi saya masih belum mengiyakan saat itu juga karena mau viewing beberapa tempat lain. Kemudian saya viewing 2 tempat lain, yang punya orang Melayu. Memang, tidak ada tempat se-oke yang sekarang, jadi saya langsung kontak Mbak Yenny besoknya untuk konfirm sewa kamar di sini :) Alhamdulillah, #kegalauan1 teratasi.

Lanjut, ke #kegalauan2, sampai hari Jum'at saya masih belum dapat e-mail soal IPA. Saya berusaha menenangkan diri dengan berjalan2 keliling tempat saya tinggal dan pusat kota Singapura. Di dekat tempat tinggal saya ada Jurong West Sports Complex yang oke banget, ada stadion, kolam renang, gym, lapangan badminton, dll. Wah, asyik sekali kan? Sepertinya olahraga di sini akan sangat menyenangkan dan semoga resolusi saya untuk menurunkan berat badan bisa berhasil *amin*. Selain itu, saya bersama Galan dan Emir keliling pusat kota Singapura mulai dari Bugis Village-Masjid Sultan-Esplanade-Merlion sampai Clark Quay dengan berjalan kaki! Cukup membakar lemak saudara2 :D

Weekend kemarin saya isi dengan jalan-jalan (lagi), Sabtu ke Orchard dan Minggu ke Orchard lagi. Tapi, Minggu saya pergi bareng Dira, anaknya Bunda Tatty dan Pak Elmir, pembina FIM yang ternyata saya temui setelah ikut pengajian IMAS di KBRI :D Wah, alhamdulillah banget, hari Minggu itu ketemu Bunda Tatty, Dira, kak Ridwan (FIM 12) dan tante Attie (teman Bunda yang tinggal di SG). Menyengangkan sekali hari itu, jalan2 ke Esplanade (lagi) dan Orchard (lagi) dan bercerita banyak sama Dira :D Alhamdulillah, jadi nambah jaringan juga karena tante Attie ternyata ngajakin gabung di perkumpulan orang Minang di Singapura (kalau kata Bunda itu penting untuk ikut komunitas perantauan di negeri orang :D). Secara Ibu saya orang Minang, ya saya juga terhitung sebagai Orang Minang lah :D (oke, agak sedikit primordial :p)

Alhamdulillah, malam itu juga saya cek ke website ICA, ternyata IPA saya sudah diapproved. So, #kegalauan2 terselesaikan. Walaupun saat itu saya belum dapat suratnya, tapi sudah lega setidaknya, sebab malam itu saya dengar cerita dari kak Ridwan, imigrasi Singapura agak random dan strict. Mereka akan menolak aplikasi jika mereka tahu kita pernah berhubungan dengan gerakan2 tertentu, seperti gerakan separatis, fundamentalis, dll. Bahkan saya dapat cerita dari Yoes, temannya yang bekerja di majalah islam garis keras ditolak aplikasi Student Passnya dan akhirnya harus pulang ke Indonesia walaupun dia sudah diterima dan dapat beasiswa di sini. Jadi, malam itu saya googling nama saya dengan keyword tertentu. Agak deg2an juga karena muncul tautan2 yang berkaitan dengan hal2 yang seperti itu. Tapi, Alhamdulillah, kekhawatiran saya tidak terjadi, dan saya tetap dapat IPA letter esok harinya meminta langsung ke Graduate Student Office :)

Hari senin, saya ambil IPA dan cek kesehatan. Alhamdulillah, saya lolos cek kesehatan, terima kasih Allah, #kegalauan3 saya teratasi. Jadi, sudah cukup lega saya untuk bisa registrasi hari ini dan buka akun bank :)

Alhamdulillah, walaupun sempat ada kegalauan di awal tapi semua berjalan lancar. Terima kasih Allah yang Maha Baik :)







Komentar

Ecky Agassi mengatakan…
keep in contact ya vina :)
selamat menempuh fase baru :)
Muhamad Shodikin mengatakan…
menarik sekali ulasan-ulasannya mbak Vina, keep sharing tips and trik study S2 NTU-nya ya :)
avina_nadhila mengatakan…
Iya, terima kasih ya Ecky dan Shadeeq :)
Unknown mengatakan…
Haloo perkenalkan namaku Octa, and I would like to say thank you for writing this blog! Aku juga kemarin daftar RSIS NTU dan blog kamu membantu banget buat aku memahami gimana student life disana. hehe

Aku baru saja dapat offer beasiswa dari RSIS NTU yaitu Student Research Assistance. Setelah baca detilnya ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan berdasarkan pengalaman kamu saat kuliah disana. Boleh aku minta email kamu untuk korespondensi langsung?

Best Regards,
Octa Purnama Sari
avina_nadhila mengatakan…
Halo @Octa, salam kenal ya :) Selamat untuk offer beasiswa dari kampus NTU, boleh banget kalau mau korespondensi sila kirim e-mail ke avina(dot)nadhila(at)gmail(dot)com.

Salam,

Avina

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point

Selamat 7 Bulan Kemilau :)

 Halo anak sayang, Selamat 7 bulan lahir ke dunia ya.  Semoga Kemilau tumbuh sehat, bahagia, jd anak baik dan sholehah, selalu dilindungi Allah SWT dan terhindar dari segala hal-hal buruk dan keburukan. Kemilau yang baik, semakin pintar ya nak sayang, sekarang sudah kuat mengenggam, bisa tengkurap dan bolak balik sendiri. Sudah mulai makan, walaupun kemarin mulai GTM dan diare huhu. Maafin mama ya nak, kemarin kasih kemi makanan yang ngga fresh. Semoga membaik hari ini dan hari-hari berikutnya ya. Nak sayang, mama denger lagu dari tante Raisa, judulnya "Jangan Cepat Berlalu", persis pas mama dengerin lagu ini, teman kantor Mama, mba Dewi dateng dan pesan ke mama, "nikmati waktu-waktu bersama anak ya Vin, ga kerasa tiba-tiba udah besar, udah sekolah, kuliah dll." Nak, mama sayang banget sama Kemi. Kalau Kemi nanti bisa baca ini, Kemi doain mama ya.  I love you Kemilau 💗 Hm hm Saat engkau dipelukanku Ba gaikan beribu kisah cinta Melebur jadi satu Ajariku tentang cin

Aku Takut

 Tragedi stadion Kanjuruhan malam minggu lalu benar-benar membuat aku shock. Sedih dan marah sekali. Kukira di pagi hari aku melihat running text TVone beritanya ada total 129 penonton yang meninggal dalam waktu satu tahun atau mungkin akumulasi semua total korban tewas selama pertandingan sepak bola di Indonesia diadakan. Ternyata bukan, angka tersebut merupakan angka manusia yang hilang nyawanya dalam satu malam . Innalillahi wa inna ilaihi roji'un Bencana kemanusiaan. bukan tragedi. bisa jadi settingan? Naudzubillahi min dzalik, jikalau ini memang di-setting untuk mengguncangkan tanah air dengan ratusan nyawa melayang dalam semalam. Terlepas apapun motifnya, penembak gas air mata (dan yang memberi perintah) harus dihukum seberat2nya.  Di mana rezim yang melindungi? ratusan korban hilang seketika dalam hitungan jam.  Sementara para petinggi masih bisa haha hihi memikirkan perputaran uang yang terhenti sementara karena bencana itu. Ya Allah, lindungilah kami semua. Kami dan keluar