Langsung ke konten utama

Cerita Dari (dan ke) Jogja - Part 3


Melesatlah saya ke Vrederburg, kali ini setelah mengambil beberapa pundi rupiah dari ATM Mandiri untuk perbekalan dua hari ke depan. haha. Kali ini saya diantar Andini dan Bimo, pacarnya, ke Benteng Vrederburg.

Sesampainya di Benteng Vrederburg, saya tidak melihat tanda-tanda kehidupan dari teman-teman FIM Geje. Karena saat itu saya kebelet, saya pergi dulu membuang hajat di toilet dan kemudian masuk ke ruang diorama 1 untuk melihat-lihat terlebih dahulu.

Keluar dari ruangan itu, ternyata eh ternyata, saya melihat serombongan orang yang saya kenal sedang foto-foto di depan patung Jendral Sudirman dan Urip Sumoharjo. Nah, ini diaaaa... Akhirnya ketemu juga sama teman2 FIM! Senang rasanya melihat Dira, Mas Harizka, Mbak Amri, Yetty, Tika UGM, Gilang, Hanif, dkk. Wow, ternyata ada juga rombongan dari Semarang yang diwakili Enra, Mbak Tika dan kak Doni, perwakilan Bandung. Selain mereka tentu ada lagi teman-teman FIM yang lain :D

Ikutlah saya berwisata sejarah di Benteng Vrederburg, selama kurang lebih 1,5 jam menjelaskan penjelasan dari bapak-bapak tour guide baik hati, kami keliling museum memasuki ruang-ruang diorama. Sayang, saya dan Enra tidak sempat memasuki ruang diorama 4, yang katanya Hanif isinya tentang PKI. Tapi, lumayanlah hasil foto-fotonya :D

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Mesjid Gedhe Kauman. Di sana, sembari istirahat shalat dan makan siang, kami menunggu kedatangan tour guide kami berikutnya yang notabene juga anak FIM 11, yakni Cak Priyo. Beliau ini memiliki usaha "Wisata Religi Ahmad Dahlan", jadi beliau membawa kita masuk ke Kampung Kauman, menelusuri jejak peninggalan pendiri salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah. Kami diajak melihat lebih jauh ke dalam kampung Kauman, diperkenalkan dengan peninggalan-peninggalan KH. Ahmad Dahlan, seperti langgar, rumah beliau dan mushola khusus perempuan yang didirikan oleh Aisyah, organisasi perempuan di bawah  naungan Muhammadiyah. Pada waktu kami istirahat di langgar KH. Ahmad Dahlan, kami juga sempat mendengarkan lagu yang dinyanyikan anak-anak kampung Kauman mengenai KH. Ahmad Dahlan. Saya lupa bagaimana lirik lagunya, tapi melihat keceriaan mereka yang masih lugu dan polos bermain berhasil mengusir kegalauan di hati saya. hehe.

Setelah shalat Ashar di langgar, kami berkumpul di Aula depan langgar untuk mengadakan sesi "berbagi inspirasi" yang khas dari FIM atau sesi Young Leaders Talk yang sebenarnya. Sesi berbagi inspirasi pertama kali dimulai oleh Cak Priyo yang membagi keinginannya untuk menjadi entrepreneur dan urgensi generasi muda untuk menjadi entrepreneur. Kemudian sesi sharing dilanjutkan oleh Galang dari Semarang yang banyak memberikan inspirasi dan pelajaran hidup bagi saya. Sesi selanjutnya diisi oleh Detiza, yang menjadi salah satu grand finalist Mahasiswa Berprestasi UGM. Beliau menceritakan pengalamannya berada di Jepang dan kisah-kisah unik yang menyertainya. Terakhir, saya kebagian mengisi sesi "berbagi inspirasi" dengan membagi kegalauan saya mengenai banyak hal, terutama jodoh, eh salah, skripsi. haha. untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan ke teman-teman yang mendengarkan cerita kegalauan saya selama 15 menit :p

Selesai di kampung Kauman, kami kembali ke mesjid Gedhe untuk menunaikan shalat Maghrib. Kami juga menunggu kedatangan mobil yang disewa oleh Mas Harizka untuk mengangkut kami menuju kaki gunung Merapi, tempat kami berencana bermalam. Pas, saat azan isya, kami berangkat menggunakan mobil menuju Merapi setelah menjemput Mita dan Mas Harizka yang mengantarkan motornya Enra dititipkan di rumahnya.

Berangkatlah kami ke Merapi. Sampai di sana, kami menaruh barang-barang di tempat Si Mbah, rumah warga yang terletak di kaki Gunung Merapi, tempat kami bermalam. Setelah makan malam, kami menuju ke padang pasir luas yang terbentuk akibat sapuan Awan Panas "Wedhus Gembel" yang menyapu desa di kaki gunung itu. Kami mengadakan api unggun dan "berbagi inspirasi" sesi kedua yang antara lain diisi oleh Mas Harizka, kak Doni, Ovy (FIM 12), Enra, Dira, Tika UGM dan Mas Edi (FIM 12). Walaupun ngantuk-ngantuk dan agak dingin (dan saya lupa bawa jaket), dengan suguhan kopi panas yang telah disiapkan Mbak Hilda dan kawan-kawan serta ubi bakar yang diberikan langsung oleh si Mbah, menjadikan malam minggu kali itu terasa hangat dan menyenangkan :)

Jam setengah dua belas malam pun kami akhirnya kembali ke rumah Si Mbah untuk melanjutkan aktivitas masing-masing. Karena saya kecapekan, jadilah saya langsung pulas tidur di kamar yang telah disediakan. Jujur, saya sangat senang dan terhari. Senang, karena malam itu, pertama kalinya lah saya merasakan live in, bermalam di rumah penduduk asli di desa, di kaki gunung Merapi pula. Terharu, karena kebaikan teman-teman FIM Geje dan tentunya si Mbah yang menyediakan rumah tempat kami bermalam. Ya Allah, balaslah kebaikan mereka dengan pahala dan kebaikan yang setimpal :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point

Aku Takut

 Tragedi stadion Kanjuruhan malam minggu lalu benar-benar membuat aku shock. Sedih dan marah sekali. Kukira di pagi hari aku melihat running text TVone beritanya ada total 129 penonton yang meninggal dalam waktu satu tahun atau mungkin akumulasi semua total korban tewas selama pertandingan sepak bola di Indonesia diadakan. Ternyata bukan, angka tersebut merupakan angka manusia yang hilang nyawanya dalam satu malam . Innalillahi wa inna ilaihi roji'un Bencana kemanusiaan. bukan tragedi. bisa jadi settingan? Naudzubillahi min dzalik, jikalau ini memang di-setting untuk mengguncangkan tanah air dengan ratusan nyawa melayang dalam semalam. Terlepas apapun motifnya, penembak gas air mata (dan yang memberi perintah) harus dihukum seberat2nya.  Di mana rezim yang melindungi? ratusan korban hilang seketika dalam hitungan jam.  Sementara para petinggi masih bisa haha hihi memikirkan perputaran uang yang terhenti sementara karena bencana itu. Ya Allah, lindungilah kami semua. Kami dan keluar

Selamat 7 Bulan Kemilau :)

 Halo anak sayang, Selamat 7 bulan lahir ke dunia ya.  Semoga Kemilau tumbuh sehat, bahagia, jd anak baik dan sholehah, selalu dilindungi Allah SWT dan terhindar dari segala hal-hal buruk dan keburukan. Kemilau yang baik, semakin pintar ya nak sayang, sekarang sudah kuat mengenggam, bisa tengkurap dan bolak balik sendiri. Sudah mulai makan, walaupun kemarin mulai GTM dan diare huhu. Maafin mama ya nak, kemarin kasih kemi makanan yang ngga fresh. Semoga membaik hari ini dan hari-hari berikutnya ya. Nak sayang, mama denger lagu dari tante Raisa, judulnya "Jangan Cepat Berlalu", persis pas mama dengerin lagu ini, teman kantor Mama, mba Dewi dateng dan pesan ke mama, "nikmati waktu-waktu bersama anak ya Vin, ga kerasa tiba-tiba udah besar, udah sekolah, kuliah dll." Nak, mama sayang banget sama Kemi. Kalau Kemi nanti bisa baca ini, Kemi doain mama ya.  I love you Kemilau 💗 Hm hm Saat engkau dipelukanku Ba gaikan beribu kisah cinta Melebur jadi satu Ajariku tentang cin