"Kepada para Mahasiswa yang merindukan kejayaan...kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan..."
Lirik lagu ini menurut saya sangat bagus ketika para mahasiswa menyanyikannya tatkala aksi (demonstrasi) di jalan. Sampai sekarang saya masih bertanya, apa sih esensinya mahasiswa buat turun aksi? Emang siapa kita? Apakah mahasiswa benar2 butuh turun ke jalan? "Udah ga jaman lagi kalee pake demo2 sgala, bikin macet aja tauk!!!"Yah, mungkin keadaan mahasiswa saat ini jauh berbeda dengan mahasiswa era 98, yang dielu2kan sebagai pejuang reformasi. Sepengamatan saya, aksi2 yang dilakukan mahasiswa 10 tahun belakangan ini tidak lagi menciptakan euphoria seperti pada zaman reformasi. Mau tahu alasannya?Ternyata, aksi mahasiswa saat ini tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan rakyat. To be honest, saya sendiri gak ngerti ketika kita mengelu2kan untuk berjuang demi rakyat, rakyat yang mana sih yang mau kita perjuangin? Emang kita bener2 tahu apa yang mereka butuhin? Jujur saja, aksi2 di jalan itu sekarang justru semakin dikutuk banyak orang, karena bukannya membawa perubahan, malah bikin kemacetan saja (itu kata beberapa orang loh..)Waktu kuliah SPI kemarin, Mas Aby pernah ngomong, ada dua kekuatan besar di negeri ini yang pertama Militer dan yang kedua Mahasiswa. Kedua kekuatan ini bisa mengubah keadaan politik di Indonesia secara signifikan... Tapi, saya tambahkan, jika ada momentum yang tepat baru mereka bisa merubah keadaan..Sebagai kaum intelektual terpelajar, mahasiswa (kata sebagian orang, termasuk dosen SEI saya yg dari India) juga harus melakukan cara2 terpelajar untuk menyelesaikan masalah.Menurut saya, jika mahasiswa mau melakukan perubahan, gak usah serta merta langsung turun aksi (kecuali klo udah kepepet). Misalnya, masalah BHP...Itu juga kan yang masih dipermasalahin sampai saat ini. Kenapa kita gak coba ajak diskusi dengan mereka, para anggota DPR yang bikin uu ini? Kenapa kita ga buka komunikasi dua arah dengan mereka? Kenapa sih harus langsung turun aksi di jalan, padahal kita nggak tahu sebenernya maksud mereka ngebuat uu ini klo kita nggak ngomong langsung...
Lagipula, saya juga ngeliat perjuangan mahasiswa saat ini cenderung ke arah pragmatis (untuk sebagian kalangan ya..). Mahasiswa baru bergerak klo ada isu2 yang berkaitan langsung dengan mereka, seperti UU BHP misalnya.. Saya sempet ditanya waktu kemaren bikin acara May Day di kampus sama seorang pegawai dekanat.. "Emang mahasiswa masih peduli ama buruh? Kok waktu kemaren pemilu ga ada yang bicara sih mahasiswanya? Diem aja, jangan2 udah dibackingin sama kelompok tertentu?"Naudzubillah min dzalik...Bahkan rakyat sudah tidak percaya lagi sama kita...Masih berani turun ke jalan?
* Tulisan ini hanya opini pribadi, no offense ya...PS : buat para aktivis nih, jawab ya pertanyaan2 saya =P
Lirik lagu ini menurut saya sangat bagus ketika para mahasiswa menyanyikannya tatkala aksi (demonstrasi) di jalan. Sampai sekarang saya masih bertanya, apa sih esensinya mahasiswa buat turun aksi? Emang siapa kita? Apakah mahasiswa benar2 butuh turun ke jalan? "Udah ga jaman lagi kalee pake demo2 sgala, bikin macet aja tauk!!!"Yah, mungkin keadaan mahasiswa saat ini jauh berbeda dengan mahasiswa era 98, yang dielu2kan sebagai pejuang reformasi. Sepengamatan saya, aksi2 yang dilakukan mahasiswa 10 tahun belakangan ini tidak lagi menciptakan euphoria seperti pada zaman reformasi. Mau tahu alasannya?Ternyata, aksi mahasiswa saat ini tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan rakyat. To be honest, saya sendiri gak ngerti ketika kita mengelu2kan untuk berjuang demi rakyat, rakyat yang mana sih yang mau kita perjuangin? Emang kita bener2 tahu apa yang mereka butuhin? Jujur saja, aksi2 di jalan itu sekarang justru semakin dikutuk banyak orang, karena bukannya membawa perubahan, malah bikin kemacetan saja (itu kata beberapa orang loh..)Waktu kuliah SPI kemarin, Mas Aby pernah ngomong, ada dua kekuatan besar di negeri ini yang pertama Militer dan yang kedua Mahasiswa. Kedua kekuatan ini bisa mengubah keadaan politik di Indonesia secara signifikan... Tapi, saya tambahkan, jika ada momentum yang tepat baru mereka bisa merubah keadaan..Sebagai kaum intelektual terpelajar, mahasiswa (kata sebagian orang, termasuk dosen SEI saya yg dari India) juga harus melakukan cara2 terpelajar untuk menyelesaikan masalah.Menurut saya, jika mahasiswa mau melakukan perubahan, gak usah serta merta langsung turun aksi (kecuali klo udah kepepet). Misalnya, masalah BHP...Itu juga kan yang masih dipermasalahin sampai saat ini. Kenapa kita gak coba ajak diskusi dengan mereka, para anggota DPR yang bikin uu ini? Kenapa kita ga buka komunikasi dua arah dengan mereka? Kenapa sih harus langsung turun aksi di jalan, padahal kita nggak tahu sebenernya maksud mereka ngebuat uu ini klo kita nggak ngomong langsung...
Lagipula, saya juga ngeliat perjuangan mahasiswa saat ini cenderung ke arah pragmatis (untuk sebagian kalangan ya..). Mahasiswa baru bergerak klo ada isu2 yang berkaitan langsung dengan mereka, seperti UU BHP misalnya.. Saya sempet ditanya waktu kemaren bikin acara May Day di kampus sama seorang pegawai dekanat.. "Emang mahasiswa masih peduli ama buruh? Kok waktu kemaren pemilu ga ada yang bicara sih mahasiswanya? Diem aja, jangan2 udah dibackingin sama kelompok tertentu?"Naudzubillah min dzalik...Bahkan rakyat sudah tidak percaya lagi sama kita...Masih berani turun ke jalan?
* Tulisan ini hanya opini pribadi, no offense ya...PS : buat para aktivis nih, jawab ya pertanyaan2 saya =P
Komentar
Sip, setuju saya sama anda berdua hehehe (kamu n temenku itu)