Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

2018: A Reflection

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh! Salam dari Madinah, di penghujung tahun 2018 ini saya ingin mengucapkan syukur atas segala karunia dan berkah yang telah Allah limpahkan kepada saya dan keluarga. Alhamdulillah, malam pergantian tahun kali ini bisa dilalui lagi di kota suci. Tadinya mau nulis banyak, haha. Tahun ini banyak banget hal yang dialami. Bulan pertama dan kedua kehilangan 3 orang anggota keluarga dr pihak Bapak sekaligus karena kecelakaan lalu lintas. Bulan pertama juga Bapak kembali masuk rumah sakit karena serangan stroke kedua, sedih banget dalam waktu yang bersamaan dapat ujian seperti itu, semoga tahun 2019 Bapak ga harus masuk rumah sakit lg karena stroke atau penyakit lain ya Allah, amin. Bulan kedua, aku akhirnya bisa memastikan langkah selanjutnya untuk pindah ke kantor yang sekarang. Akhirnya, Allah juga yang menakdirkan saya bisa berkantor di Jl. Sisingamangaraja No. 70A. Walaupun setelah dijalani tidak semua hari ada pelanginya, tapi alhamdu

What I feel about Being an Adult?

1. Tired I must admit that my body (and mind) are getting older, thus there are problems came up when I go home late night, lack of sleep and rarely doing sport. It's not good when you realized that you are now 3 years ahead of 30 years old, yet your body age is 52 years old (because I am currently obese, type 3). I am tired like every day, even when what I did is just go for work and directly go back home. Why oh why? 2. Lose of self-control (about time and food) I am not a discipline kind of person. I go to bed late and wake up late. I hardly control what I eat, thus my weight increase 9% from earlier this year. In addition, I am very dependent on the external factors i.e. food served from my offices, friends' invitation to go hang out, family gathering, etc. Ah, I should be more discipline. Perhaps, I should write every day-week-month agenda and plan what to eat for a day. What do you think? 3. Blank of life targets If you read my blog post since 10 years ago, you

Working at the Intergovernmental Organisation

Hi all! I come back after a quite long hiatus, haha. Yesterday, as a part of my training ahead of the 25 October, I declare myself to commit for 1 day 1 post on this blog. The post will not be long, only 300 words as I want to practice my writing skill for the upcoming online exam. So, today topic is working about "Working at the Intergovernmental Organisation". I am currently working at the intergovernmental organization in Jakarta. I have been working here for six months. Have you heard about ASEAN? Yes, the Association of South East Asian countries which consists of 10 member states is one of the regional organization which headquartered in Jakarta. I am working at the ASEAN Secretariat which basic function is to provide for greater efficiency in the coordination of ASEAN organs and for more effective implementation of ASEAN projects and activities .  (https://asean.org/asean/asean-secretariat/) So, our day to day task is mainly to facilitate the Member Stat

First Day at School(s)

Today, 16 July 2018, is the first day of school in Indonesia academic calendar for kindergarten to senior high school. The government, actually pak Anies Baswedan, the former Minister of Education and currently Jakarta's governor had campaigned on the important of parents accompanying their children for the first day. Mba Najeela Shihab of Semua Murid Semua Guru and founder of Cikal School has also campaigned on how parent's involvement is important for their children's first 100 days at school. I suddenly remembered the memories of my first day at schools. Of all this 27 graceful years that Allah has given me to live, I am so thankful that my parents always accompanied me on the first day at schools. My memory falls on the first day at school at SD Al-Azhar Rawamangun. My first primary school. I was accompanied by Bapak to go to class 1D. I remembered that Bapak accompany me and watched me lined up at the school yard for ceremony. However, I also remembered how I was c

Time

This Ramadhan, I did not make any i'tikaf   for staying a night in the mosque to pray, recite Al-Qur'an and do anything that is necessary to add my amal. My dad woke us up this morning to eat sahoor, and he asked my mom "Where is Nana? Is she doing an i'tikaf?". My dad realized that every Ramadhan, usually I did i'tikaf on one night (or two) in the last 10 days. Unfortunately, not for this Ramadhan. Not that I do not want to perform the i'tikaf, but because I can't manage my time wisely during this holy month. Gone are the days when I can finished reading the Holy Qur'an for one month, gone are the days that I performed more Sunnah prayers in the night, gone are the days that I can get proper sleep. All but none because I can't manage my time wisely, carefully and securely. I really hope that after this I can manage my time more wisely and carefully. I think, I need to put on an agenda where work and other stuffs are put on properly. An

GERD dan Tidur Setelah Sahur

Assalamu'alaikum, Jum'ah mubarak! Hari kedua bulan Ramadhan 1439 H, saya membaca beberapa berita dengan keyword  " tidur setelah sahur ". Pengakuan, saya memang memiliki kebiasaan tidur setelah shalat subuh, setiap hari . Dua bulan ke belakang, pengalaman tidur setelah shalat subuh ini kebanyakan membawa saya ke hal-hal yang aneh (read: mimpi). Mulai dari mimpi tentang bos, teman kerja, sampai hal-hal yang di luar dugaan sehingga ketika bangun saya menjadi cemas dan khawatir. Oh ya, saya memang jarang sekali membaca doa sebelum tidur dan selepas bangun ( action plan: to pray before sleep and after wake up immidiately ). Kemudian, seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 11 Mei 2018, saya makan siang dengan Aida dan Dita di Kintan. Restoran buffet yang menyediakan daging sapi, kambing dan ayam bakar sebagai menu utama. Di restoran ini, sistemnya all you can eat, termasuk daging yang disajikan. Semacam hanamasa, tapi menurut saya sih lebih enak, karena daging yang

Points of Life

Hello May! 4 Days before Ramadhan 1439 H. May Allah bless us and our family to be on the right track, to be always healthy, refrained from any hardships and always be better day by day. Been a long time not to write a post. (and yeah, I just edit it on May, wkwk) Just want to tell you all, that I am currently no longer working with DPR. Alhamdulillah, on February I got accepted in ASEAN Secretariat. After a heartbreaking announcement in November 2017 (I failed in Kemlu's test), went back to Halsel on December 2017, lost of my Grandpa, Uncle and Cousin in January 2018, my father got a recurrent stroke in the same month (just one day before the accident happened), finally, I am here. After I rejected a TO position in 2013, the opportunity came again to me. Alhamdulillahirabbilalamin. Actually, choosing ASEC was kind a hard decision, since at the same time I got offered by one of the start up unicorns in Indonesia and a manager position in a foreign embassy with high salary.

Bukan Artis

Juli 2017, Saya terhenyak dengan sebuah pesan di Whatsapp yang dikirim oleh seorang teman (yang sehari-hari tidak pernah bercakap-cakap dan jarang berkomunikasi), menanyakan apakah saya sudah punya "calon" atau belum. Haha. Ketika itu saya memang sedang dekat dengan seseorang tapi saya gak pede untuk mengklaim dia sebagai "calon", just because ya belum jadi "calon" ahaha. Dengan penasaran saya tanya balik: "Kenapa emang", lalu dijawab kembali oleh teman saya ini (via Whatsapp) kalo udah ada, bantu carikan untuk saya. Kalau belum... Mau ga jadi istri saya? Seketikaaa,  doa saya dijawab. Alhamdulillah, ada yang ngelamar saya. Walaupun lewat Whatsapp. Walaupun pada akhirnya ga bisa saya terima juga karena memang ga ada kecenderungan sama beliau. Mungkin karena saya juga sejujurnya ga suka tipe laki-laki yang "tembak langsung tanpa basa-basi, ada pdkt, yg gentle, ga cuma lewat Whatsapp". Nah, dalam perjalanannya kemudian si orang-

Kajian Rabu Al-Azhar "The Rabbanians": Sebuah Fenomena

10 Januari 2018 Pukul 20.00 WIB Masjid Agung Al-Azhar terlihat sangaaatttt ramai. Masjid yang berkapasitas 4.000 orang dipenuhi oleh para jemaah yang ingin menghadiri majlis ilmu "The Rabbanians". Setiap Rabu, ba'da isya' pengajian yang diinisiasi oleh kelompok pemuda dan Alumni Sekolah Islam Al-Azhar ini memang penuh dengan jeamaah "kekinian" yang mengikuti kajian Islam oleh berbagai ustad dengan beragam topik. Kali ini, temanya adalah "Pelebur Dosa" yang dibawakan oleh Ust. Subhan Bawazier. Materinya sendiri menurut saya dikemas cukup menarik namun intinya tidak terlalu panjang dan rumit. Pas untuk audiens yang baru belajar soal agama dan mereka yang ingin me- refresh pengetahuan agamanya untuk diamalkan.  Saya sendiri mengikuti kajian ini sejak tahun 2016 kalau tidak salah. Pertama kali diajak oleh salah satu rekan Indonesia Mengajar yakni kak Ravina. Awal-awal saya merasa "kajiannya soft banget ya", dan saya juga ngga se-

Menyapa

Assalamu'alaikum. Halo, apa kabar? Ini postingan pertama saya di tahun 2018. Wow, berarti sudah hampir 10 tahun usia blog ini mendokumentasikan perjalanan hidup saya, mulai namanya "My Life at HI UI" sampai sekarang punya domain .com sendiri hahaha Oh well, apa kabar? Pagi ini saya dapat sms dari Nenek, isinya: "Apa kabar nana, hari ini nenek ke Ciputat, nana ng (ngga) di rumah kata ibu Novi, udah lama nenek nggak ketemu dengan nana" Dan sebelum saya balas sms itu, nenek sudah mampir ke rumah :") Saya terenyuh dengan setiap sms, pesan whatsapp dan pertanyaan apakabar. Beberapa hari yang lalu ada salah seorang junior saya di HI UI yang menyapa dan mengajak bertemu, kemarin pun salah satu teman saya di Indonesia Mengajar menyapa singkat di whatsapp. Jujur, saya merasa sangat bahagia karena sebuah sapaan berarti sebuah ingatan dan sebuah perhatian. Seringkali saya merasa "paling ga bakal ada yang merhatiin gw", ternyata salah bange

Fair Enough

Hari-hari ini saya berusaha legowo, menerima kenyataan bahwa apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Hidup memang sesulit ini, haha, bagi orang yang ngga cukup banyak bersyukur seperti saya tentu akan sering galau ketika ada hal yang tidak bisa tercapai. Tapi, buat apa sedih? toh, akan ada jutaan kesempatan di depan yang bisa kita manfaatkan. Tetap semangat dan optimis ya :) kind regards, yang merasa 2017 tahun penuh kegagalan pelajaran